20 Agustus 2009
Alasan Merindukan Ramadhan
28 Januari 2009
Caleg Sumbar dan Pemanfaatan Internet untuk Kampanye
Menyambung tulisan dari salah seorang anggota Komisi Pemilihan Umum Sumbar, Husni Kamil Manik yang pernah dimuat di Harian Singgalang 16 Desember 2008 tentang membidik komunitas blogger. Dengan berbagai fasilitas dan dinamika blog, komunitas blogger dinilai Husni bakal menjadi mitra penting bagi suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2009. Tidak tertutup kemungkinan untuk Pemilu di Sumbar.
Namun, untuk media kampanye para calon legislatif, komunitas blogger dan pengguna internet sepertinya tidak menjadi sasaran kampanye yang dinilai menjanjikan oleh para politisi Sumbar. Karena kalau para caleg itu berpikiran yang sama dengan Barrack Obama ataupun Tony Pua Kiam Wee, politisi Malaysia yang berhasil mendapatkan kursi di parlemen dengan mengandalkan kampanye di media blog, pastinya sudah banyak blog ataupun situs pribadi milik para caleg yang berseliweran di internet. Karena, Pemilu hanya tinggal kurang dari 90 hari lagi.
Saat menjelajah di dunia maya dengan kata kunci caleg Sumbar, para caleg yang memiliki blog ataupun web sendiri hanya bisa dihitung dengan jari. Sebutlah Jeffrie Geovanie (Caleg DPR RI untuk wilayah Sumbar I dari Partai Golkar), Indra Jaya Piliang (Caleg DPR RI untuk wilayah Sumbar II dari Partai Golkar) dan Irwan Prayitno (Caleg DPR RI dari PKS). Sementara, yang berdomisili di Sumbar, ada Marhadi Efendi dengan blogspotnya. Dari ke empat orang itu, kebanyakan lebih pada pencitraan lewat profil, aktifitas-aktifitas yang dilakukan serta pokok-pokok pikiran dalam tulisan. Hanya Marhadi Efendi yang terang-terangan mengampanyekan foto disertai pemberitahuan bahwa dirinya adalah caleg DPD RI no 22 Dapil Sumbar.
Yang menyedihkan, untuk blog Marhadi Efendi yang dibuat sejak September 2008, saat dibuka tanggal 6 Januari, baru 55 pengunjung yang melihat profil pribadinya. Mungkinkah memang pengguna internet yang masih sedikit di Sumbar? Karena, yang akan membuka data pribadi calon anggota dewan untuk daerah Sumbar kemungkinan besar adalah masyarakat Sumbar sendiri yang akan ikut memilih. Ataukah sifat dari blogger kita (di Indonesia dan Sumbar khususnya) lebih pada ‘just having fun’? Memanfaatkan blogger hanya untuk saling berkenalan dan mencari peluang pekerjaan, barangkali!
Merunut kembali pada perjalanan panjang kampanye Barrack Obama, presiden Amerika Serikat terpilih yang disebut-sebut mendulang sukses besar karena memanfaatkan internet sebagai media kampanye. Tidak hanya image dan pencitraan bagus yang ia dapat, tapi lebih dari itu: dana kampanye melalui pengiriman online yang jumlahnya bahkan tidak tertandingi oleh lawan politiknya. Ia diklaim berhasil memperoleh dana kampanye mencapai 1 miliar dolar AS.
Selain sosialisasi, Obama juga mendapatkan sekitar satu juta suporter dari jaringan internet seperti facebook, friendster, youtube dan myspace. Lewat jaringan itulah, Obama menyapa para pendukungnya serta masyarakat pemilih yang semula belum tentu akan memilihnya.
Untuk negara maju seperti AS, hal seperti itu tentulah sangat memungkinkan. Apalagi, pengguna internet di negara itu mencapai sekitar 80 persen dari jumlah penduduknya. Demikian juga halnya dengan Malaysia dengan pengguna internetnya sudah sekitar 59 persen.
Sementara Indonesia, pengguna internet diperkirakan baru sekitar 10 persen. Dan, Sumbar mungkin juga berkisar pada persentase itu atau malah kurang.
Malah, pada satu acara pertemuan blogger beberapa bulan yang lalu di Gedung Bagindo Aziz Chan, Padang, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi Padang menyatakan, dari 20 rumah kos sekitar kampusnya, belum ada yang memiliki e-mail!
Akhirnya, pilihan kampanye kembali pada kampanye konservatif seperti yang sudah-sudah: memberikan bantuan untuk korban bencana (sambil foto bersalaman dan ditampilkan di koran), memberikan bantuan untuk pemuda dan kegiatan kemasyarakatan, mengadakan iven dengan piala berlabelkan nama sang caleg, sibuk berkomentar untuk persoalan yang dicari-cari menjelang momen pemilihan dan tentu saja dengan menyebarkan poster, baliho dan media lainnya.
Untuk cara terakhir, yang terpenting adalah bagaimana foto caleg dimaksud bisa sebagus mungkin untuk dipandang. Baik dengan close up separoh badan, dengan tangan ke atas seperti penyair dan lain-lain. Tak mengherankan, selain percetakan, tukang foto dan studio foto juga ikut merengguk keuntungan menjelang Pemilu.
Dan, berbicara soal foto memoto, ada sekelumit kisah soal anggota dewan provinsi tetangga yang datang berkunjung ke kantor redaksi (saat itu penulis masih aktif di redaksi Singgalang). Sejumlah anggota dewan yang tengah berjalan masuk mulanya bersikap biasa, tapi tatkala dokumenter mengambil foto, mereka langsung ambil sikap siap untuk difoto. Pandangan ke atas berwibawa tapi tak berkedip sampai lampu blitz kamera menyala. Seakan-akan mereka sudah terlatih untuk diambil fotonya. Tapi, sudahlah!
Bagi segolongan masyarakat yang terbiasa efisien di belakang komputer, mereka akan merasa lebih enak mengenal calon yang akan dipilihnya secara lebih pribadi. Mengklik situs sang calon, melihat profil pribadinya, apa yang akan dan telah diperjuangkan serta komitmennya. Dari organisasi dan aktifitas caleg yang tertulis, masyarakat juga bisa mencek langsung di lapangan apakah sepak terjang sang tokoh memang benar-benar sesuai dengan profil di situsnya. Itu lebih meyakinkan dibandingkan kampanye orasi yang lebih banyak ‘jual kecap’.
Tak ada salahnya mencoba menggunakan teknologi internet untuk kampanye. Kalau tidak mau dengan pasang iklan di media online, memanfaatkan blog pribadi juga oke. Apalagi untuk blog bisa dimanfaatkan secara gratis. Sasarannya pun masyarakat yang kemungkinan suaranya bisa mempengaruhi masyarakat sekitarnya, setidaknya handai taulan dan keluarga. Karena, pada umumnya pengguna internet adalah wartawan, kaum intelektual dan orang kantoran.
Kalau Malaysia yang pada awalnya diperkirakan tidak efektif kampanye lewat internet dan ternyata berhasil, kenapa tidak bisa pula di Sumbar? Jika Obama bilang ‘Yes, we can’, barang kali kita juga bisa bilang, ‘Yes, we also can campaign in internet’. Melda Riani
(Tulisan ini pernah dimuat di Harian Singgalang, Minggu, 11 Januari 2009)
26 Januari 2009
HUT Kabupaten Pasaman Barat Yang Ke-5
Rabu (7/1), Kabupaten Pasaman Barat memperingati hari jadi ke-5. Berlahan-lahan tapi pasti kabupaten yang dikenal dengan tanaman kelapa sawit ini mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam bidang pendidikan, pertanian, perkebunan, perikanan, ekonomi, kesehatan, pariwisata dan infrastruktur.
Kabupaten Pasbar yang dimekarkan sejak lima tahun lalu dari kabupaten induk Kabupaten Pasaman berasarkan Undang Undang (UU) No. 38 tahun 2003, tanggal 31 Desember 2003 mulai beranjak dewasa menuju sebuah kabupaten yang maju, berkembang disegala bidang dan mampu melayani kepentingan masyarakat seutuhnya. Pembangunan Pasbar lima tahun belakangan ini cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan kabupaten/kota pemekaran lainnya di Sumbar. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang kian membaik. Perkembangan ekonomi Pasaman Barat (Pasbar) terus menunjukkan tren positif.
Dari evaluasi tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi Pasbar tetap pada urutan kedua di Sumbar setelah Kabupaten Pariaman. Dibandingkan, tahun 2006 pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 6,36 persen sedangkan tahun 2005 6,54 persen. Pada tahun 2006 secara nominal kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 509,80 miliyar, sedangkan tahun 2005 hanya 2.983,30 miliyar.
Dengan demikian terjadi peningkatan sekitar 3. 493,10 miliyar. Produktifitas ekonomi Pasbar secara rill tahun 2006 mencapai 2.115,15 meliyar atau mengalami peningkatan sebesar 126,45 miliyar dibandingkan tahun 2005 yang hanya 1.988,70 miliyar. Secara keseluruhan Pasbar mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,36 persen.
Bupati Pasbar H Syahiran yang didampingi Wakil Bupati Pasbar H Risnawanto kepada antara-sumbar.com menyatakan evaluasi pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan Pasbar telah mampu berbuat banyak demi perkembang ekonomi masyarakat. Sumbangan terbanyak berasal dari sector pertanian (8,97 %), disusul sektor perikanan 5,54 persen, tanaman pangan dan holtikultural 7,96 persen, perkebunan 7,29 persen, sektor peternakan 6,92 pesen dan kehutanan 6,62 persen.
Dijelaskannya PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode. PDRB merupakan jumlah nilai barang jasa yang dihasilkan oleh suatu unit ekonomi. Hal ini merupakan kriteria melihat perkembangan suatu daerah berdasarkan pertumbuhan ekonominya."PDRB suatu daerah sangat tergantung dari SDA dan faktor produksi yang dimiliki. Sehingga PDRB merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah,"terang H Syahiran.
sumber....
25 Januari 2009
Marhadi Efendi Calon Kuat DPD-RI dari Muhammadiyah
"Kalau bisa seluruh calon yang akan duduk di kursi legislatif, berasal dari kader Muhammadiyah, tetapi setidaknya 1 calon harus terpilih," fungsionaris DPW Muhammadiyah Sumbar Yunahar Ilyas, usai acara Milad Muhammadiyah ke-99 sekaligus Silaturahim Pemimpin Muhammadiyah dengan anggota DPD di Hotel Inna Muara, Padang, Rabu (21/1).
Muhammadiyah Sumbar merekomendasikan 9 calon DPD yang akan bertarung pada pemilu April mendatang. Calon tersebut adalah Muhammad Najmi, Afrizal, Emma Yohana, Marhadi, Patrialis Akbar, Razak Samik, Yong Hendri, Edi Utama, dan Irman Gusman, yang saat ini menjabat sebagai anggota DPD RI.
Sementara, wakil ketua DPW Muhammadiyah Sumbar Mirwan Pulungan menegaskan hal ini akan dikaji kembali dan akan dicari 4 besar.
"Jadi kesembilan calon ini akan diseleksi kembali, untuk pemfokusan suara, jika harus dilakukan dengan metode demikian, katanya.
Sumber
23 Januari 2009
Mui Pasaman Dukung Pembangunan Keagamaan Dan Pemberantasan Kemaksiatan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasaman mendukung sepenuhnya Program pembangunan di Kabupaten Pasaman terutama dalam bidang keagamaan dan kemaslahatan umat serta pemberantasan kemaksiatan.
Demikian salah satu poin pernyataan sikap tertulis MUI Kab Pasaman terhadap persoalan keumatan di Kab Pasaman, yang disampaikan Ketua MUI H.Maslan Nasution dalam sebuah pertemuan dengan Pemerintah Kab Pasaman di Balerong Pusako Anak Nagari, Selasa (20/1) malam.
Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Pasaman Yusuf Lubis, SH, dan sejumlah kepala SKPD terkait yang berlangsung penuh
Pernyataan sikap MUI yang meliputi 6 poin itu, yang kedua adalah mendukung dan berperan aktif serta mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi atas upaya kesuksesan pelaksanaan MTQ Nasional Tingkat Propinsi Sumatera Barat XXXIII di Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman tahun 2009. Ketiga, MUI Kab Pasaman mencermati penerapan Perda Nomor 21 dan 22, tahun 2003 tentang pandai baca tulis Alquran dan berpakaian muslim/muslimah bagi siswa, pegawai, karyawan/karyawati di Kabupaten Pasaman merupakan peraturan Daerah yang sangat berpotensi menghidupkan nuansa Islami di ranah Pasaman. Tapi realita menunjukkan bahwa perda tersebut belum difungsikan secara epektif da maksimal pada tataran implementasi. Sebagai contoh ketika seorang siswa akan memasuki sebuah sekolah, maka aturan yang ada dalam Perda itu dijadikan sebagai sebuah persyaratan. Tapi ketika seorang pejabat akan dipromosikan sebuah jabatan, maka perda itu tidak lagi menjadi perhatian.
Ke empat, Manfaat telepon genggam (HP) sangat besar jika kita ambil sisi positifnya. Tapi tidak bias dipungkiri dampak negatifnya amat besar terutama bagi para remaja, seperti penyalahgunaan HP sebagai sarana pornografi melalui dunia maya. Mengingat mudarat yang ditimbulkan dari hal tersebut, di rasa perlu ada suatu instruksi yang berlaku secara menyeluruh kepada seluruh lembaga pendidikan/sekolah yang ada di Kabupaten Pasaman untuk melarang siswa/I membawa HP ke sekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan SLTA.
Kelima dalam usaha pemberantasan kemiskinan dirasa perlu mencarikan solusi alternative bagi masyarakat dalam menjalankan roda ekonominya yang sangat bergantung kepada pihak yang menawarkan jasa pinjaman dengan bunga yang
Keenam dalam rangka memberikan jaminan kepastian terhadap umat tentang kehalalan makanan dan proses bermuamalat di pasar-pasar di Pasaman perlu, adanya panduan dan tata penyembelihan hewan di tempat tempat penyembelihan hewan, dan adanya seruan tertulis dari Pemerintah Kab Pasaman berupa pengumuman.
Sumber