5.300 ton CPO mengalir per hari dengan nilai Rp. 15.900.000.000,- (lima belas milyar sembilan ratus juta rupiah) yang diangkut oleh 265 truk tangki per hari.
CPO (Crude Palm Oil) sebagai hasil kelapa sawit merupakan komoditi andalan ekspor non migas Negara Indonesia sebagai penghasil nomor 2 di dunia setelah Malaysia .
Pasaman Barat memiliki luas lebih dari 200 ribu hektar perkebunan kelap sawit yang dikelola oleh Perkebunan Besar Nasional (PBN), Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Rakyat (PR).
Saat ini terdapat 9 pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) di Pasaman Barat, berikut datanya:
- PAD Pasaman Barat tahun 2006 hanya sebesar Rp. 9 milyar
- 265 truk tangki yang melewati jalan kelas III B sepanjang 192.3 km yang merupakan jalan propinsi terpanjang untuk kabupaten di Sumatera Barat rusak berat karena telah melanggar PP nomor 43 tahun 1993 pasal 11
- Restribusi untuk truk tangki hanya Rp. 3.000,-/tangki
- Rata-rata 2 kecelakaan terjadi tiap hari akibat jalan rusak tersebut yang terbentang mulai dari batas propinsi Sumut hingga Padang Sawah
- Masyarakat Pasaman Barat tetap miskin
- Pembangunan tersendat-sendat
Siapa seharusnya yang berteriak dan memikirkan hal ini?. Sekaranglah saatnya kita buka mata dan telinga bahwasanya Pasaman Barat itu kaya tetapi kenapa masyarakatnya tetap miskin?. Pendapatan dari CPO tersebut hanya salah satu dari potensi yang ada di Pasaman Barat sebagai penghasil devisa yang harus dikembalikan ke masyarakat Pasaman Barat dan bukan sebagai lahan untuk memperkaya pejabat atau golongan tertentu saja, mari kita kembalikan hak masyarakat Pasaman Barat dan kita hapus imprealisme dari muka bumi Pasaman Barat. Disadur dari LSM WAMPEL
1 komentar:
Kasihan....
Posting Komentar